Asuhan Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak

Faktaanak.com - Anak adalah bagian dari generasi masa depan yang menjadi salah satu aset Negara sehingga demi mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara kelak, mereka perlu mendapatkan pembinaaan khusus agar dapat menumbuhkembangkan fisik, mental dan moral mereka secara holistik dan selaras. Definisi anak menurut UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak berbunyi bahwa “Anak adalah seorang yang belum berusian 18 tahun, termasuk anak yang masih di dalam kandungan” (Zulsyid, 2015). 

Membentuk Karakter Anak dari Rumah

Rumah menjadi lingkungan utama bagi seorang anak dalam membentuk karakter. Setiap keluarga tentunya memiliki nilai-nilai dan kebiasaan yang berbeda-beda sehingga secara tidak sadar akan akan membentuk karakter si anak (Tanjung, 2015). Tentunya hal ini tidak bisa dilepaskan dari pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap anak. Tidak semua keluarga menerapkan pola asuh yang sama dalam membentuk karakter anak.

Pola Asuhan Terhadap Anak

Pola asuh orang tua dalam membentuk karakter anak dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) pola asuh otoriter; (2) pola asuh permisif dan (3) pola asuh demokratis (Muthmainnah, 2012: 7). Pola asuh otoriter adalah bentuk asuhan orang tua yang selalu menuntut anak untuk menuruti semua kehendaknya dan jika anak melanggar, maka anak akan diberi sanksi. Oleh karena itu, pola asuh otoriter tidaklah dianjurkan dalam keluarga sebab cenderung membuat anak depresi, tidak percaya diri dan tidak kreatif (Rakhmawati, 2015: 6). Kemudian, pola asuh permisif cenderung memanjakan si anak sebab pola asuh semacam ini membebaskan anak untuk melakukan apapun sesuka hatinya yang mana orang tua cenderung kurang peduli terhadap tumbuhkembang anak sehingga dampak negatif yang akan muncul adalah anak menjadi egois (Rakhmawati, 2015: 6).  

Sedangkan, pola asuh demokratis adalah orangtua mendorong anak untuk membicarakan apa yang ia inginkan dan orang tua juga memberikan bimbingan ke anak (Muthmainnah, 2012: 7). Pola asuh demokratis memberikan dampak positif sebab anak tidak akan tertekan, menjadi mandiri dan bersifat terbuka (Rakhmawati, 2015: 6). Oleh sebab itu, pola asuh demokratis dianggap ideal dan dianjurkan untuk diterapkan di lingkungan keluarga. 

Kebutuhan Anak

Disisi lain, orang tua dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan si anak sebagai pendukung pembentukan karakter, ditinjau dari: (1) kebutuhan afeksi seperti memberikan perhatian dan rasa aman; (2) pengasuhan seperti meluangkan waktu dan memebri nasehat dan (3) dukungan finansial seperti memberi jaminan kesehatan, memberi makan dan uang jajan (Harmaini, Shofiah & Yuliani, (2014: 84). 

Asuhan yang Tepat untuk Karakter Positif

Dengan menerapkan asuhan yang tepat dan pemenuhan kebutuhan yang sewajarnya akan membentuk sikap dan karakter positif bagi si anak (Muthmainnah, 2012: 9). Karakter-karakter itulah yang akan mengakar kuat dalam diri si anak sehingga di masa depan kelak akan menjadi prinsip hidup bagi si anak dan membuat anak menjadi tauladan yang baik untuk masyarakat. 

Demikianlah tulisan Asuhan Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak yang saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan dan terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi para pembaca. Penulis dalam artikel ini adalah Wildan Navisa Barra. Trimakasih.

Referensi :

Harmaini, Shofiah, V & Yulianti, A. 2014. Peran Ayah Dalam Mendidik Anak. Jurnal Psikologi,

10(2)

Muthmainnah. 2012. Kontribusi Pola Asuh Orang Tua dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Diklus

Edisi XVI 16(2). Universitas Negeri Yogyakarta

Rakhmawati, Istina. 2015. Peran Keluarga dalam Pengasuhan Anak. Konseling Religi: Jurnal

Bimbingan Konseling Islam, 6(1). STAIN Kudus

Tanjung, Abusani. 2015. Makalah: Peranan Keluarga/Orang Tua dalam Pembentukan Karakter

Anak. Diakses dari http://kumpulanmakalah94.blogspot.co.id/2015/11/makalah-peranan-

keluargaorang-tua- dalam.html pada tanggal 30 Januari 2018

Zulsyid. 2015. Pengertian Anak Menurut Para Ahli Adalah. Diakses dari

https://www.bersosial.com/threads/pengertian-anak- menurut-para- ahli-adalah.21788/

pada tanggal 30 Januari 2018

Bagikan Artikel ini