Dunia Bermain Anak, Menanamkan Akhlakul Karimah
Maret 01, 2018
Tambah Komentar
Faktaanak.com - Setiap kita adalah anak, meskipun tidak setiap kita adalah orang tua. Mengapa demikian? Oleh karena setiap anak pasti dilahirkan dari orang tua (ayah dan ibu). Akan tetapi, setiap kita belum tentu orang tua karena belum tentu Tuhan Yang Maha Esa memberi kesempatan kita untuk memiliki anak. Kesempatan dipercaya memiliki anak merupakan anugerah yang tidak terhingga dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, anak yang dititipkan kepada kita hendaknya kita rawat dan didik dengan baik.
Orang Tua Memiliki Peran Penting
Anak ibarat kertas putih yang belum ternoda atau pun ada tulisannya. Orang tua dan lingkungan sekitar memiliki andil sangat besar dalam rangka mengisi atau menulis di atas kertas putih tersebut. Ajaran atau didikan orang tua sangat berpengaruh dan membentuk kepribadian anak. Jika orang tua menulis A di atas kertas putih tersebut, maka huruf A akan tertanam dalam diri anak. Oleh karena itu, orang tua dan lingkungan memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak.
Dunia anak adalah dunia bermain. Permainan menjadi salah satu cara efektif untuk menanamkan akhlakul karimah dalam diri anak. Dahulu banyak sekali permainan (permainan tradisional) yang biasa saya mainkan bersama teman-teman, seperti kasti, egrang, petak umpet, dakon, dan bekel. Permainan-permainan tersebut dimainkan secara bersama-sama atau berkelompok. Dengan demikian, anak bisa bersosialisasi dengan teman sebaya yang kelak akan bermanfaat jika anak-anak tersebut telah dewasa. Oleh karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain atau sesama manusia. Inilah salah satu akhlakul karimah atau sifat baik yang ditanamkan melalui pemainan.
Akhlakul Karimah Adalah Kejujuran
Akhlakul karimah atau sifat baik lain yang ditanamkan melalui permainan adalah kejujuran. Contohnya pada permainan petak umpet. Pemain yang bertugas jaga biasanya harus memejamkan mata, sedangkan pemain lain bersembunyi. Meskipun teman yang lain tidak mengetahui ketika pemain yang bertugas jaga membuka mata, tetapi hal tersebut tidak dilakukan. Pemain yang bertugas jaga akan terus menutup mata hingga teman lain memberi isyarat bahwa mereka telah bersembunyi dan siap dicari oleh pemain yang bertugas jaga. Akhlakul karimah lain yang ditanamkan melalui permainan adalah mengakui kekalahan. Pemain yang bertugas jaga akan menerima bahwa dia kalah dan harus berjaga. Mereka tidak protes atas kekalahan tersebut. Dia menerima kekalahan dan menerima tugas jaga.
Memberikan Pendidikan Melalui Permainan
Itulah beberapa manfaat atau akhlakul karimah yang bisa ditanamkan melalui permainan. Permainan “tradisional” tersebut saat ini hampir punah atau tidak banyak dimainkan oleh anak-anak kita saat ini. Melihat banyaknya manfaat atau sifat baik yang bisa ditanamkan melalui permainan tradisional, tidak ada salahnya jika kita berusaha mengajak anak-anak kita untuk kembali memainkan permainan tradisional tersebut. Diharapkan generasi penerus yang saat ini masih anak-anak kelak akan menjadi generasi penerus yang berakhlakul karimah dan mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara. Dukungan kita sebagai orang tua dan lingkungan sangat penting untuk membentuk generasi penerus yang berakhlakul karimah.
Demikianlah tulisan Dunia Bermain Anak, Menanamkan Akhlakul Karimah yang saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan dan terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi para pembaca. Penulis dalam artikel ini adalah Nur Khoiro Umatin. Trimakasih.
Belum ada Komentar untuk "Dunia Bermain Anak, Menanamkan Akhlakul Karimah"
Posting Komentar