Si Bungsu, Selalu Manjakah?
Maret 01, 2018
Tambah Komentar
Faktaanak.com - Semua orang dewasa mengalami fase menjadi seorang anak. Menjadi anak pertama, kedua, ketiga atau ke-berapapun memiliki pengalaman dan ceritanya masing-masing. Sebagai seorang anak ketiga dari tiga bersaudara, saya dikenal dengan sifat “manja”. Ya, kata “manja” begitu melekat pada diri saya karena saya adalah seorang anak bungsu atau biasa disebut “Si Bungsu”. Mama memiliki keinginan bahwa anak ketiganya ini akan menjadi anak terakhir dan kemungkinan besar akan manja karena paling bungsu sehingga mama berharap bahwa anak terakhirnya adalah perempuan.
Si Bungsu Lahir Sesuai Harapan
Harapan mama tercapai sekitar 22 tahun lalu. Anak terakhirnya adalah perempuan. Si Bungsu lahir dengan normal dan sehat. Ia tumbuh penuh dengan kasih sayang orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Betapa beruntugnya ia sejak kecil hampir semua keinginannya dapat terpenuhi terutama oleh orang tuanya. Kehidupan serba enak itu membuat ia memang menjadi manja. Namun, tidak semanja itu karena saat kecil ia juga sudah cukup sering ditinggal kedua orang tuanya.
Masa Kecil Merupakan Masa Indah
Si Bungsu sejak kecil senang bermain bersama teman-teman sebayanya. Ia bermain permainan anak-anak hingga umur sekitar 13 tahun sampai akhirnya ia mengenal handphone. Akan tetapi, handpohone tersebut tidak membuatnya anti sosial justru malah lebih mendekatkan dengan teman-temannya karena komunikasi tetap jalan meski tidak sedang bermain bersama.
Masa kecil merupakan masa indah dalam hidupnya. Ia menangis bukan karena tugas yang menumpuk dan harus dikumpulkan segera. Namun, ia menangis karena tidak bisa bermain bersama temannya, tidak bisa memiliki barang yang diinginkan, bahkan justru hanya karena tidak bisa membeli jajanan yang sedang ia pingin. Masa kecil tidak diwarnai dengan tangisan karena putus cinta. Berbeda dengan semakin bertambahnya umur, sebab tangisan bukan lagi hanya karena tidak bisa bermain dan jajan, tapi lebih dari itu alasan mennagis pun semakin rumit karena tanggungjawab semakin besar.
Si Bungsu Adalah Anak Manja, Namun Tidak Selalu
Manja yang melekat pada diri Si Bungsu sampai saat ini masih ada. Namun, berbagai hal yang telah ia lewati cukup memberikan pelajaran yang sangat berharga hingga ia bisa menjadi lebih dewasa dan menampakkan kemanjaannya hanya pada saat tertentu dan kepada orang tertentu. Si Bungsu tidak lagi seluruh keinginannya dipenuhi dengan instant, tetapi ia menjadi paham bahwa sesuatu yang diinginkan harus diusahakan sendiri. Ia paham bahwa tidak semua keinginannya dapat terwujud. Terkadang apa yang diinginkannya bukan yang terbaik untuknya. Ia hanya harus membedakan mana yang memang ia butuhkan atau hanya sekedar ia inginkan karena keinginan sementara. Ia pun diajarkan tentang prioritas, tidak semuanya harus dilakukan dan dicapai. Ia dididik untuk tekun dan fokus pada pendidikannya. Ia diajarkan untuk terus berusaha dan tahu kapan waktunya istirahat.
Didikan Orang Tua Membuat Si Bungsu Lebih Dewasa
Didikan orang tua dan kakak-kakaknya sangat teringat di otak Si Bungsu. Ia tidak lagi cepat ngambek karena suatu hal, tetapi ia harus lebih bijak dalam menghadapi segala hal. Pengalaman menjadi seorang anak dari munculnya ingatan sejak TK hingga saat ini membuatnya lebih menghargai waktu yang ada. Ia tidak ingin menyesal karena waktunya yang terbuang sia-sia. Terkadang muncul keinginan ingin menjadi seperti anak-anak kembali, apa saja yang dinginkan dapat terpenuhi tanpa harus berjuang sendiri. Namun, keinginan itu segera dihapus karena harus mensyukuri apa yang sudah terjadi hingga saat ini. Manjanya dahulu tidak lagi muncul setiap saat. Si Bungsu yang manja masih manja seperti dulu, bedanya ia tahu waktu kapan ia harus manja dan kepada siapa ia harus manja.
Demikianlah tulisan Si Bungsu, Selalu Manjakah? yang saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan dan terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi para pembaca. Penulis dalam artikel ini adalah Fadilah Ardiyanti. Trimakasih.
Belum ada Komentar untuk "Si Bungsu, Selalu Manjakah? "
Posting Komentar