Cerpen Anak Terbaik
Mei 29, 2018
Tambah Komentar
Cerita pendek atau seringkali disebutkan dengan singkatan Cerpen menjadi salah satu fokus terbaik yang ada di dalam perkembangan untuk anak. Apalagi mengingat masa anak ialah masa pengingatan yang tajam. Oleh karena itulah tulisan ini akan memberikan contoh cerpen anak terbaik yang bisa pembaca sekalian ambil intisarinya.
Cerpen Anak
Kata-kata yang manis (positif) akan bisa menghangatkan jasmani selama tiga musim dingin. Sementara kata-kata kasar (negatif) bahkan bisa menjadi puncak ultimat di musim panas. -Pepatah Tionghoa.
Kisah nyata ini berawal dari Keila, yang berumur 13 bulan yang baru mulai dapat berjalan tiba-tiba terjatuh. Ia jatuh bukan karena rintangan atau ada sesuatu yang mengganjal dan membelit kakinya karena ia sedang berjalan di atas lantai keramik yang halus.
Ia terjatuh lantaran memang masih kesulitan untuk berjalan. Sesaat kemudian setelah ia terjatuh, mimik wajahnya yang tadinya ceria berubah menjadi sedih dan kecewa. Sebelum ia menyuarakan tangisan, ibunya langsung datang menghampirinya dan berkata, “Ayo, Adek. Berdiri lagi! Anak ibu pasti bisa!”
Ibunya meyakinkan Keila hingga ia pun tidak jadi mengeluarkan tangisan, bahkan kembali berdiri dan berjalan tertatih-tatih dengan tersenyum ceria walaupun beberapa kali terjatuh lagi. Hebatnya, setiap kali ia terjatuh malah tertawa dengan ibunya dan kembali bangkit untuk berjalan.
Ini salah satu pengalaman nyata yang saya lihat dari cara kakak saya mengajari anaknya berjalan. Pengalaman ini tentunya sangat familiar bagi Ayah-Bunda. Bahkan pernah mengalaminya sendiri. Pernahkah ayah-bunda melihat, mendengar, atau mengalami kejadian seperti itu atau bahkan kejadian yang mengkhawatirkan dari apa yang dilakukan oleh anak-anak? Pasti pernah.
Saya yakin Ayah-Bunda yang begitu mengasihi dan menyayangi anaknya sangat terkejut melihat anaknya yang sedang bermain-main korek api, memanjat pohon, memegang pisau, bermain air dilantai yang licin, dan hal-hal lain yang membahayakan anak.
Pernahkah ayah-bunda melihat, mendengar atau mengalami, anak ayah-bunda yang terkena air panas hingga kulitnya mengelupas, terjatuh dari tangga hingga kakinya lebam, tangannya terkena pisau hingga berlumuran darah? Silahkan ingat kembali kejadian itu, mungkin ayah-bunda pernah mengalaminya sendiri sewaktu kecil atau telah dialami oleh anak ayah-bunda.
Dari sepuluh ayah-bunda yang sudah saya wawancarai, 95% mengatakan pernah mengalami kejadian tersebut setelah mengatakan kalimat larangan pada anak seperti “Jangan main api, nanti kena tangan!”, “Jangan panjat pohon, nanti jatuh, Nak!”, “Jangan lari-lari bisa terpeleset!”. Beberapa saat setelah kalimat ini terucap, anak benar-benar terjatuh dari pohon, anak benar-benar terpeleset, dan anak benar-benar terkena panas api.
Dari pengalaman lain ada seorang ayah yang tidak sengaja melihat anaknya sedang memanjat pegangan tangga di rumahnya yang sangat berbahaya apabila dia terjatuh. Sang ayah melihat pegangannya sudah tidak begitu kuat dan mulai kelelahan. Sang ayah segera memotivasinya, “Wah, hebat sekali anak ayah, bisa naik dengan tinggi. Ayo sekarang kuatkan peganganmu, yakinlah bisa turun dengan baik. Turun dengan pelan. Ya, bagus. Turun dengan kaki kanan dulu, tangannya pegangan yang kuat sambil turun sedikit demi sedikit...”
Akhirnya, sang anak yang sudah tidak yakin dan sudah khawatir tidak bisa turun, dia bisa turun dengan selamat dan semakin percaya diri bahwa dirinya mampu dan hebat. Setelah sampai di bawah, sang ayah langsung memeluk anaknya dan berkata, “Wah, kakak hebat! Sudah bisa memanjat pegangan tangga rumah kita yang tinggi itu. Besok kalau mau memanjat lagi bilang ayah. Biar ayah temani. Kalau ayah belum pulang mainan yang lain dulu, ya!”
Semua ini lantaran sang ayah yang begitu baik memberikan motivasi pada anak. Coba bayangkan apabila anak tersebut diberikan kalimat negatif, “Dasar anak nakal! Naik tangga juga bisa! Ayo turun! Kamu bisa jatuh!”.
Sudah dapat diprediksi, anak akan ketakutan pada ayah dan kaget dengan kalimat yang dilontarkan ayahnya. Anak terburu-buru turun dan alhasil dia bisa terjatuh atau bahkan mempunyai trauma untuk memanjat lagi.
Ini bukan hanya akan membuat tidak mau memanjat lagi, namun juga kurang percaya diri untuk bisa melakukan hal-hal yang berkaitan dengan memanjat. Ayah-bunda tentu sudah tahu bahwa dari dua kejadian ini mempunyai tujuan yang baik untuk anak.
Meskipun demikian, ayah-bunda sudah bisa mengira-ngira bahwa kejadian pertama dan kedua mempunya efek masing-masing. Jika kalimat positif akan lebih baik untuk menghadapi situasi demikian, kenapa harus menggunakan kalimat negatif? kalimat yang memotivasi anak akan berdampak positif terhadap anak.
Tumbuhnya rasa percaya diri pada anak, memberikan semangat untuk melakukan sesuatu dan memunculkan keinginan untuk dapat melakukan sesuatu. Saya menganggap larangan bukanlah jalan satu-satunya untuk yang dapat diterapkan untuk mendidik anak. Namun ada cara positif yang dapat dilakukan untuk mendidik anak.
Anak yang tumbuh di lingkungan keluarga tidak hanya membutuhkan makanan yang bergizi, namun anak juga membutuhkan motivasi. Motivasi ini sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya, membangun jati dirinya, bangkit dari kegagalannya dan membakar semangat untuk mencapai cita-citanya.
Strategi dan kegiatan Untuk Menimbulkan Motivasi Tantangan utama yang dihadapi Ayah-Bunda pada umumnya adalah memotivasi anak untuk mau belajar hal baru, menyukai proses belajar dan mengetahui hasil yang akan dicapai. Anak akan mulai termotivasi apabila
Anak Merasa Kompeten (Mampu) dan Mendapat Dukungan Ayah-bunda hendaknya membantu anak untuk meraih kompetensi dan tidak membiarkan anak berjuang sendirian. Berikan tantangan yang diyakini mampu diselesaikan oleh anak sehingga merasakan suatu keberhasilan.
Secara bertahap beri tantangan yang lebih besar disertai dengan kepercayaan orangtua bahwa anak akan mampu menghadapinya Dampingi anak melalui perhatian dan memberikannya semangat. untuk menjadi kompeten, anak perlu tekun berlatih.
Tugas ayah-bunda juga harus memberi teladan dalam hal ketekunan. Ayah-bunda yang menunjukkan kemalasan tidak bisa membantu anak untuk termotivasi untuk rajin dan berprestasi. Anak membutuhkan dukungan untuk kegiatan yang akan dilakukannya.
Dukungan yang paling dibutuhkan dari anak adalah rasa percaya dari ayah-bunda bahwa anak mampu melakukan apa yang ingin dilakukannya. Bila ayah-bunda tidak menyetujuinya, sebaiknya yang akan dilakukan anak, sebaiknya ayah-bunda tidak menghakimi di awal tapi beri kesempatan anak untuk mencoba.
Ketika anak tidak berhasil menyelesaikan atau melakukannya, maka peran ayah-bunda sangat penting untuk tidak menunjukkan sikap kekecewaan, tetapi tetap menunjukkan optimisme agar anak tidak berhenti mencoba karena ayah-bunda tidak akan berhenti memberikan dukungan.
Berada bersama anak dalam perjuangan adalah hal yang sangat dibutuhkan anak untuk tetap termotivasi melakukan sesuatu yang sulit. Seperti belajar berjalan, belajar memasang puzzle dengan benar, atau hal yang membuatnya perlu perjuangan yang keras untuk dapat melakukannya.
Ketahui kepribadian, Minat, dan Tahap Perkembangan Anak Dalam memotivasi anak, ayah-bunda perlu mengetahu kepribadian, minat dan tahap perkembangan anak. Anak dengan kepribadian introvert mempunyai cara yang berbeda dalam menunjukkan motivasinya melakukan sesuatu dibandingkan dengan anak yang ekstrovert.
Anak ekstrovet lebih mudah mengekspresikan apa yang diinginkannya sehingga orang lain lebih mudah mengukur tingkat motivasinya. Seringkali ketika anak introvert mencapai keberhasilan, aka keberhasilannya tidak mendapat pujian yang berlebihan bila dibandingkan pujian yang diterima oleh seorang anak ekstrovert.
Sejalan dengan bertambahnya usia anak, maka minat mulai ikut mengambil peran dalam membangun motivasi. Minat anak dapat diobservasi dari ketertarikan anak melakukan sesuatu, intensitas dan frekuensi anak menghabiskan waktu untuk melakukan suatu hal.
Namun perlu disadari bahwa minat besar tidak selalu menghasilkan prestasu, tetapi adanya minat membuat anak menyukai dan menyenangi aktivitas tertentu. Sudah terlihat bahwa minat memiliki peran besar dalam menimbulkan emosi positif.
Bila ayah-bunda memperhatikan bahwa anak memiliki pada hak tertentu, beri dukungan dan tantangan dari minatnya, semakin berkembang dan upayakan anak memiliki kemampuan yang berhubungan dengan minat.
Perkuat rasa percaya diri anak dan arahkan dengan memberik keteladanan. Misal, anak menunjukkan minat musik. Ia suka bernyanyi. Orangtua dapat mengajarinya menghafal lagu-lagu anak dan mengajari anak menyanyi dengan bak melalui CD atau DVD. Ayah-bunda menunjukkan antusiasme ketika mendampinginya dan mau mengapresiasi penampilannya.
Baca Juga;
- Azab Anak Durhaka Pada Orang Tua [Ibu+Ayah]
- Keutamaan Menyantuni Anak Yatim dan Manfaatnya dalam Islam
- Nama Anak Perempuan Islam dan Artinya [A-Z]
Sudahkah ayah-bunda memberikan motivasi pada anak? Yuk, mulai dari sekarang. Kegiatan motivasi ini pasti akan sangat disukai anak daripada hanya sekadar menyalahkan dan memberikan larangan-larangan yang anak anggap sebagai perampasan hak dan kebebasannya. Penulis, Titi Anisatul Laely
Belum ada Komentar untuk "Cerpen Anak Terbaik"
Posting Komentar