10+ Cara Mendidik Anak dalam Islam
Juli 19, 2018
Tambah Komentar
FaktaAnak.Com- Di zaman sekarang ini, pesatnya perkembangan teknologi digital dan elektronik berdampak terhadap dunia pendidikan. Para pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi penting dengan mudah dan cepat.
Hal ini juga memiliki efek lain terhadap anak-anak zaman sekarang, yaitu ketergantungan pada gadget/handphone. Tidak heran jika ada anak-anak yang masih berusia 4 tahun sudah bisa bermain gadget.
Permainan tradisional, seperti permainan lompat tali, engklek, dakon/congkak, enggrang, dan lainnya mulai tersisihkan dengan permainan yang ada di dalam gadget. Dampak negatif era digital lainnya untuk anak-anak, yaitu masalah menurunnya prestasi belajar penggunaan yang berlebihan, konsentrasi, kesehatan mata, pornografi, kekerasan, social, dan lainnya.
Permasalahan-permasalahan diatas akan semakin serius jika dibiarkan saja dan membuat permasalahan-permasalahan yang baru lainnya. Oleh karena itu, salah satu solusi preventif dari permasalahan tersebut adalah dengan keluarga sebagai lingkungan terdekat memberikan pendidikan untuk anak-anaknya secara serius dan intensif.
Disini saya akan membahas tentang bagaimana peran orang tua untuk mendidik anak dengan baik dan benar.
Mendidik Anak
Sebagaimana kita tahu bahwa peran orang tua sangatlah penting untuk pendidikan anak dimasa depan. Saya akan menjelaskan peran orang tua dalam pandangan islam karena saya beragama islam. Generasi zaman ini peran media sangat mempengaruhi pola piker anak dan orang dewasa.
Generasi ini juga memiliki sifat konsumerisme, yaitu setiap barang-barang yang memiliki merek terkenal selalu ingin dibeli karena tidak mau ketinggalan trend dengan teman-teman sekitarnya. Sebagai orang tua harus memiliki cara-cara untuk mendidik anaknya yang berada pada zaman majunya tekonologi digital dan elektronik.
Masalah sesungguhnya saat ini yang tidak kalah penting adalah orang tua sibuk bekerja mencari uang dan tidak ada waktu untuk mengobrol dengan anaknya. Seharusnya orang tua itu harus menjadi bagian besar hidup anaknya.
Pada umumnya orang tua yang sibuk jika ingin mengajarkan anaknya melakukan suatu hal dengan menyuruh anaknya melakukan sesuatu. Padahal, peran orang tua yang harus mengajarkan atau mencontohkan kepada anaknya secara langsung karena dampaknya sangat besar dan anak cukup selalu melihatnya saja.
Pandangan saya sebagai seorang anak yang memiliki orang tua sibuk bekerja, saya akan merasa kesepian dan sangat sedih meskipun kebutuhan sehari-hari saya selalu terpenuhi, tetapi kebutuhan yang sesungguhnya adalah waktu kebersamaan bersama orang tua.
Saya ingin orang tua itu menjadi seperti sahabat paling dekat dengan saya yang selalu ada untuk saya. Guru di sekolah mendidik saya tentang apa arti kehidupan, tetapi jika orang tua saya sendiri yang mendidik secara langsung di rumah itu akan terasa nikmat dan bahagia.
Sebelum lebih mendalam lagi pembahasannya, kita harus ketahui dahulu konsep dasar penting tentang keturunan, yaitu lahirnya seorang anak di dunia ini untuk melengkapi sifat kekurangan orang tua.
Maksud dari konsep tersebut adalah jika orang tua memiliki kekurangan dari sifat kejujurannya maka anak yang akan lahir di dunia ini akan memiliki sifat kejujuran lebih baik daripada kedua orang tuanya.
Hukum ini untuk semua golongan manusia, jika Allah sudah berkendak maka akan terjadi sesuai dengan keputusann-Nya. Ingatlah bahwa nikmat keturunan itu adalah hak prerogatif Allah Azza Wa Jalla. Hak prerogatif Allah ada 5 seperti yang disebutkan dalam Al-qur’an surat Al Maryam ayat 2 sampai 11, yaitu kiamat, cuaca, menentukan proses yang di dalam rahim, dan lainnya.
Pendidikan dalam Islam dan Al-Qur'an
Di dalam Al-qur’an surat 7 ayat 89 dikatakan bahwa pendidikan dimulai bukan sejak anak itu lahir, tetapi sejak anak itu di dalam kandungan. Disinilah yang membuat spesial tentang pendidikan seorang anak di dalam Al-qur’an.
Di sini juga akan menimbulkan sebuah pertanyaan besar tentang bagaimana peran orang tua saat anak masih dalam kandungan? Yaitu sepasang suami dan istri selalu memperbanyak doa kepada Allah Azza Wa Jalla untuk meminta anak yang shaleh. Shaleh disini tidak sama dengan baik karena baik itu di dalam Al-Qur’an memiliki 5 makna, yaitu:
- Tayyib yang artinya baik secara fisik (Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 168)
- Khair yang artinya memiliki sifat yang baik (Al-qur’an surat Ali-Imran ayat 110)
- Ma’ruf yang artinya memiliki sikap yang baik (Al-qur’an surat Ali- Imran ayat 104)
- Ikhsan yang artinya menjadikan semua kebaikan sebagai ibadah karena Allah (Al-qur’an surat As-Saffat ayat 80)
- Shaleh yang artinya semua keempat diatasa menjadi satu (Al-qur’an surat Al-A’raf ayat 75)
Doa spesifik untuk para orang tua yang ingin mendapatkan anak shaleh adalah di dalam Al-Arba’in hadits nomer ke-4 riwayat Abdullah bin Mas’ud. Dalam kitab Mu’jam Asy-Syuyukh jilid 2 hal 764 yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud disebutkan bahwa usia 4 bulan malaikat meniupkan ruh kepada bayi dengan izin Allah.
Saat malaikat meniupkan ruhnya Allah Azza Wa Jalla sudah menetapkan 4 hal, yaitu:
- Ditetapkan rezeki qadar
- Ditetapkan ajalnya
- Ditetapkan amal perbuatannya takdir
- Ditetapkan bahagia dan sengsaranya
Saat usia kandungan umur 4 bulan dimana orang tua meminta 4 hal yang baik diatas kepada Allah Azza Wa Jalla. Setelah usia 4 bulan doa dan ikhtiarlah yang perlu dilakukan orang tua karena sifat dari doa adalah dikabulkan, tetapi doa tanpa ikhtiar itu hal yang sia-sia.
Setiap kali Allah menceritakan tentang anak yang mendapatkan bimbingan dalam Al-qur’an maka selalu berasal dari orang tuanya dan khususnya adalah berasal dari ayahnya karena seorang ibu itu selalu ada bersama anaknya.
Contoh Sifat dalam Mendidikan Anak
Sifat keibuan adalah sifat alamiah yang tumbuh, sedangkan sifat kebapakan itu tidak tumbuh secara alami. Sifat kebapakan itu perlu dibangun bukan hanya untuk mendidik dirinya sendiri saja, tetapi juga dididik agar menjadi ayah yang baik.
Sifat kebapakan yang patut dicontoh adalah kisah Nabi Ibrahim, Nabi Yaqub, Luqman, dan lainnya. Jika kita berhasil mendidik anak dengan baik dan benar maka dampaknya pada generasi selanjutnya.
Kesimpulan
Era digital memiliki dampak yang sangat besar dalam dunia pendidikan dan tumbuh kembang masa anak-anak. Lebih mudahnya komunikasi, jejaring social, memperbaiki layanan publik merupakan beberapa contoh dari dampak positif yang ditimbulkan pesatnya kemajuan teknologi dan kesulitan konsentrasi, menurunnya prestasi belajar, antisosial merupakan beberapa contoh dari dampak negatif yang ditimbulkan pesatnya kemajuan teknologi.
Akan tetapi, masalah utama yang penting sekarang adalah peran orang tua yang mulai hilang. Orang tua sibuk dengan kesibukannya masing-masing meskipun niat mereka baik, yaitu mencari nafkah untuk kehidupan rumah tangganya.
Padahal, peran orang tua sangatlah penting untuk masa depan anaknya. Anak akan merasa kesepian jika orang tuanya sering tidak mau meluangkan waktunya dan pada suatu saat anak pasti akan memberontak dan melakukan hal yang tak terduga.
Islam sudah memberikan solusi untuk mendidik anak dengan baik dan benar. Dimulai saat dari masih dalam kandungan sampai mereka dewasa. Jadi, tidak peduli kita punya anak yang mudah atau susah diatur, tetapi yang terpenting adalah melakukan tugas sebagai orang tua dengan sebaik-baiknya.
Baca Juga;
- Nama Anak Laki-Laki Islam dan Artinya [A-Z]
- Nama Anak Perempuan Islam dan Artinya [A-Z]
- Kewajiban Anak dan Orang Tua dalam Islam
Demikinalah serangkain artikel tentang "Mendidik Anak dalam Pandangan Islam" yang ditulis oleh Zulfikar Abdillah Salam. Semoga adanya bahasan ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,
Belum ada Komentar untuk "10+ Cara Mendidik Anak dalam Islam"
Posting Komentar